Powered By Blogger

Rabu, 06 April 2011

CERDAS menurut RASULULLAH SAW


﴿كتاب المأمورات: باب المراقبة: ٦٨﴾

68 _السابع : عن أبي يعلى شداد بن أوس رضي الله عنه عن النَّبيّ صلّى الله عليه و سلّم قَالَ : « الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ ، وَعَمِلَ لِمَا بعدَ المَوتِ ، والعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَواهَا وَتَمنَّى عَلَى اللهِ » . رواه الترمذي ، وَقالَ : « حديث حسن » . قَالَ الترمذي وغيره من العلماء : معنى « دَانَ نَفْسَهُ » : حاسبها .
            68 – Ketujuh : Dari Abi Ya’la Syaddad bin Aus radiallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Al-Kayyisu (cerdas/ yang memahami akibat) adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal bagi sesuatu setelah mati, dan al-‘ajizu (yang lemah/ yang tidak cakap)  adalah orang yang menjadikan dirinya pengikut hawa nafsunya, dan ia berangan-angan mendapatkan ampunan dari Allah.” Hadits Riwayat At-Tirmidzi, ia berkata : ‘Hadits ini hasan.’ At-Tirmidzi dan ulama lainnya berkata : ‘Makna “. . .” : menghisab dirinya.’

تخريج الحديث:

          ١. أحمد: مسند الشاميين: حديث شداد بن أوس: 16501 . ﴿الكتب التسعة/ e-book
          ٢. الترمذيّ: أبواب صفة القيامة: باب: 2577.
          ٣. إبن ماجه: باب الزهد عن رسول الله صلّى الله عليه و سلّم: باب ذكر الموت والاستعداد: 4260.
        ٤. الحاكم: كتاب الإيمان: 191 . ﴿موسوعة الحديث الشريف النبوي/ e-book

شرح الحديث:

        الكَيِّس : العاقل ، وهو الذي يمنع نفسه عن الشهوات المحرمة ويعمل بطاعة الله تعالى . والعاجز : هو التارك لطاعة الله المتمنِّي على الله . قال  تعالى : ﴿ لَّيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَن يَعْمَلْ سُوءاً يُجْزَ بِهِ وَلا يَجِدْ لَهُ مِن دُونِ اللّهِ وَلِيّاً وَلا نَصِيراً * وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتَ مِن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَـئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيراً ﴾ [ النساء (123 ، 124) ] . ﴿تطريز رياض الصالحين: 66
            ‘Al-Kayyisu : al-‘Aqilu (yang berakal) yaitu yang dapat menahan dirinya dari syahwat-syahwat yang diharamkan serta beramal dengan taat kepada Allah Ta’ala. Dan al-‘Ajizu : yaitu meninggalkan ketaatan kepada Allah, berangan-angan mendapatkan ampunan dari Allah. Sebagaimana firman-Nya : (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong[353] dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” [QS. An-Nisa : 123-124]. Tathrizu Riyadush Shalihin : 66﴿   

__________________________
Mubahatsah Kitab___Riyadush Shalihin | 51
          قوله صلى الله عليه وسلم: "الكيس" أي العاقل. قوله صلى الله عليه وسلم: "من دان نفسه" أي حاسبها و منعها مستلذاتها و شهواتها التي فيها هلاك دينها. قوله صلى الله عليه وسلم: "وعمل لما بعد الموت" يروى عن عمر ابن الخطاب قال: حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وتزينوا للعرَض الأكبر وانما يخف الحساب يوم القيامة على من حاسب نفسه في الدنيا. ويروى عن ميمون بن مهران قال: لا يكون العبد تقيا حتى تحاسب نفسه كما يحاسب شريكه من أين مطعمه وملبسه. ذكره الترمذي عقب الحديث المذكور. قوله صلى الله عليه وسلم: "و العاجز" أي المسوف. "من أتبع نفسه هواها" أي جعلها تابعة لما تهواه مؤثرة لشهواتها معرضة عن صالح الأعمال لكونه على خلاف ما تدعوا إليه النفس. و الله أعلم. قوله صلى الله عليه وسلم: "وتمنى على الله" أي الفوز في الآخرة. و الله تعالى أعلم. ﴿روضة المتقين شرح رياض الصالحين: 1: 111
            Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “. . .” yakni al-‘Aqilu (yang berakal).  Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “. . .” yakni menghisab serta menahan dirinya dari kelezatan-kelezatan dan syahwat-syahwat dirinya yang telah mencelakakan (merusak) agamanya. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “. . .” telah diriwayatkan dari Umar ibn al Khatab radiallahu ‘anhu, ia berkata : ‘Hisablah diri kalian sebelum kalian kelak akan dihisab dan hendaklah kalian menimbang segala pemberian (harta benda). Tiada lain hisab yang akan meringankan pada Hari Kiamat adalah atas orang yang menghisab dirinya sendiri ketika di dunia.’ Dan telah diriwayatkan dari Maimun ibn Mihran, ia berkata : ‘Seorang hamba tidak dikatakan bertaqwa sehingga ia menghisab dirinya sebagaimana ia menghisab rekannya dari mana rekannya mendapatkan makanan dan pakaian.’ At-Tirmidzi mengutipnya sebagai alasan/komentar dari hadits tersebut. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “. . .” yakni orang yang dimusnahkan (ساف - سوفا). “. . .”  yakni orang yang menjadikan dirinya sebagai pengikut bagi hawa nafsunya yang membekas dalam jiwa/akal bagi syahwat-syahwatnya itu menjadi pencegah/ yang menjadikan berat dari beramal shalih karena keadaannya (beramal shalih) berbeda dengan apa yang diserukan oleh hatinya. Wallahu A’lam. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “. . .” yakni kemenangan, kesuksesan di Akhirat. Wallahu Ta’ala A’lam. Raudhatul Muttaqin syarh Riyadush Shalihin : 1 : 111﴿
__________________________
Mubahatsah Kitab___Riyadush Shalihin | 52           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar