Tema : Ibadah
SEJARAH PERAYAAN ULANG TAHUN
Ibnu Muharram al-Amilu Muzarii / Hanafi Anshory
A. Orang Pertama yang Merayakan Ulang Tahun
Semula orang-orang Nasrani generasi pertama tidak mengenal upacara ulang tahun karena mareka menganggap bahwa pesta ulang tahun itu pesta yang munkar dan hanya pekerjaan orang kafir.
Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodias, di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes.” (Matius14:6).
Orang Nasrani yang pertama kali mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani Romawi. Beberapa batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah kue ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, kue besar dipotong dan lilin pun ditiup.
B. Agama Nasrani
Nasrani adalah agama yang semula merupakan agama bagi Bani Israil (keturunan Nabi Ishaq alaihis salam) yang dibawa oleh Nabi Isa alaihis salam, setelah berkembang di Eropa, sedikit demi sedikit keisrailannya itu hilang, dan membaur menjadi agama Eropa. Di Romawi ajaran agama Nasrani lebih bersifat keromawian dan di Yunani lebih mengandung unsur-unsur agama kultur dan filsafat Yunani. Pada perkembangan penyebarannya, agama Nasrani terus mengalami perubahan keyakinan, cara beribadah, budi pekerti yang dianut, termasuk kitab suci Injil yang menjadi pegangannya.
C. Asal Mula Timbulnya Perayaan Ulang Tahun
Ulang tahun atau Milad (dalam bahasa arab) pertama kali dimulai di Eropa. Dimulai dengan ketakutan akan adanya roh jahat yang akan datang pada saat seseorang berulang tahun, untuk menjaganya dari hal-hal yang jahat, teman-teman dan keluarga diundang datang saat sesorang berulang tahun untuk memberikan do’a serta pengharapan yang baik bagi yang berulang tahun. Memberikan kado juga dipercaya dapat memberikan rasa gembira bagi orang yang berulang tahun sehingga dapat mengusir roh-roh jahat tersebut. Pemberian kado atau bingkisan juga dipercaya akan menciptakan suasana gembira yang akan membuat para setan berpikir ulang ketika hendak mendatangi orang yang berulang tahun. Ini memang warisan zaman kegelapan Eropa.
Merayakan ulang tahun merupakan sejarah lama. Orang-orang jaman dahulu tidak mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka, karena waktu itu mereka menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan musim. Sejalan dengan peradaban manusia, diciptakanlah kalender. Kalender memudahkan manusia untuk mengingat dan merayakan hal-hal penting setiap tahunnya, dan ulang tahun merupakan salah satunya.
Banyak simbol-simbol yang diasosiasikan atau berhubungan dengan ulang tahun sejak ratusan tahun lalu. Ada sedikit penjelasan mengapa perayaan ulang tahun harus menggunakan kue. Salah satu cerita mengatakan, karena waktu dulu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis. Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan purnama.
Cerita lainnya tentang kue ulang tahun yang bermula di Jerman yang disebut sebagai “Geburtstagorten” adalah salah satu tipe kue ulang tahun yang biasa digunakan saat ulang tahun. Kue ini adalah kue dengan beberapa layer yang rasanya lebih manis dari kue berbahan roti. Simbol lain yang selalu menyertai kue ulang tahun adalah penggunaan lilin ulang tahun di atas kue.
Orang Yunani yang mempersembahkan kue mereka ke dewi Artemis juga meletakan lilin-lilin di atasnya karena membuat kue tersebut terlihat terang menyala sepeti bulan (gibbons, 1986). Orang Jerman terkenal sebagai orang yang ahli membuat lilin dan juga mulai membuat lilin-lilin kecil untuk kue mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan/religi. Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk menandakan “Terangnya Kehidupan” (Corwin,1986). Yang lainnya percaya bahwa asap dari lilin tersebut akan membawa pengharapan mereka ke surga.
Saat ini banyak orang hanya mengucapkan pengharapan di dalam hati sambil meniup lilin. Mereka percaya bahwa meniup semua lilin yang ada dalam satu hembusan akan membawa nasib baik. Pesta ulang tahun biasanya diadakan supaya orang yang berulang tahun dapat meniup lilinnya.
Ada juga mitos yang mengatakan bahwa ketika kita memakan kata-kata yang ada di atas kue, kata-kata tersebut akan menjadi kenyataan. Jadi dengan memakan “Happy Birthday” akan membawa kebahagiaan.
Pada pesta ulang tahun pertama kalinya, pesta diadakan karena orang menduga akan adanya roh jahat yang mengganggu mereka. Jadi mereka mengundang teman dan kerabat untuk menghadiri pesta ulang tahun mereka sehingga roh-roh jahat tidak jadi mengganggu yang berulang tahun. Dalam pesta-pesta selanjutnya banyak dari keluarga dan teman yang membawa kado atau bunga untuk yang berulang tahun.
Saat ini kebanyakan pesta ulang tahun diadakan untuk bersenang-senang. Jika orang yang di undang tidak bisa menghadiri pesta ulang tahun, biasanya mereka akan mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun. Tradisi mengirimkan kartu ucapan dimulai di Inggris sekitar 100 tahun yang lalu (Motomora, 1989). Pada awal mulanya hanya raja saja yang dirayakan ulang tahunnya. Mungkin, karena itulah sampai sekarang di negara-negara Barat masih ada tradisi mengenakan mahkota dari kertas pada orang yang berulang tahun. Namun seiring dengan perubahan zaman, pesta ulang tahun juga dirayakan bagi orang biasa. anak-anak juga di ikutsertakan dalam pesta ulang tahun. Pesta ulang tahun untuk anak-anak pertama kali terjadi di Jerman dan dinamakan “kinderfeste”.Bahkan kini siapa saja bisa merayakan ulang tahun. Utamanya yang punya uang.
D. Ulang Tahun dalam Sejarah Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam
Tidak ditemukan dalam sejarah bahwa Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah merayakan ulang tahun, termasuk para sahabat beliau, juga para pengikut yang senantiasa mengikuti teladannya pun tidak pernah merayakan ulang tahun. Wallaahu A’lam Bish-Shawab.
E. Hukum Merayakan dan Ikut Serta dalam Perayaan Ulang Tahun
قل يا أيها الكافرون. لا أعبد ما تعبدون. ولا أنتم عابدون ما أعبد. ولا أنا عابد ما عبدتم. ولا أنتم عابدون ما أعبد. لكم دينكم ولي دين.
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلّى الله علبه و سلّم : من تشبّه بقوم فهو منهم. أخرجه أبو داود و صحّحه ابن حبّان.
Dari Ibnu Umar ra ia berkata, Telah bersabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang menyerupai satu kaum maka ia menjadi bagian dari kaum tersebut.” (Hadits Riwayat Abu Daud dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
Sumber :
1. Al-Qur’anul Karim.
2. Marzdedeq, AD. EL. 2005. Parasit Akidah (Perkembangan Agama-Agama Kultur dan Pengaruhnya terhadap Islam di Indonesia). Bandung : PT Syaamil Cipta Media.
3. Internet (berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar